Jakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersyukur atas
survei kepuasaan pelayanan haji tahun 2016 yang memuaskan. Saifuddin
berjanji akan tetap meningkatkan kualitas kerja pelaksanaan haji
berikutnya.
"Survei ini sangat membantu kami untuk meningkatkan
kualitas mutu pelayanan dan lain-lain. Undang-undang mengamanatkan
pelaksanaan ibadah haji harus diemban pemerintah dalam hal ini Kemenag,"
ucap Lukman di kantor BPS, Jalan dr Sutomo, Jakarta Pusat, Selasa
(16/11/2016).
Hasil survei BPS ini menyebutkan, angka kepuasan
dibanding tahun lalu meningkat 1,16 poin. Trennya pun naik tiap tahun
seperti tahun 2014 angkanya 81,52, dan 2015 di angka 82,57 persen.
"Cara
Kemenag mensyukurinya dengan menjaga kinerja atas prestasi yang diberi
jemaah. Kami yakin kita bisa meningkatkan di nilai 85," imbuh dia.
Realitas
jemaah heterogen dikatakan Menag Lukman bisa dilihat tidak hanya dari
sisi tingkat formalnya. Pengalaman mereka yang masih kurang menyimpulkan
betapa pelaksanaan haji ini tidak sederhana.
"Semua harus kita
'manage' di rumah orang. 'Gawe' akbar di rumah orang dan jamaah sering
lupa dari cuaca sampai tradisi. Belum lagi dalam hal regulasi dan
Indonesia tidak memiliki kewenangan penuh 'memanage' mereka," jelas
Lukman.
Lukman juga menyampaikan terimakasih atas jerih payah
petugas haji yang telah berdedikasi tinggi. Kerja keras mereka membuat
pelayanan terhadap jemaah haji membaik.
"Terimakasih kepada semua
lembaga Kemenkumham, Kemenkes, BPS, DPD, DPR dan lembaga lainnya.
Karena ketika di Arab kita lepaskan ego sektoral dan tulus melayani
jemaah. Apapun masukan dari BPS dan ini potret real," kata Lukman.
Ada
beberapa klarifikasi terkait hasil ini dari Menag Lukman, yang pertama
adalah katering. Yang menjadi catatannya yaitu perubahan nilai
penurunan, padahal pihaknya sudah memberikan makan cuma-cuma di Mekah
menjadi dua kali.
"Kita juga harus menyajikan makanan dalam waktu
singkat ke ratusan ribu orang. Kita menempatkan moderasi cita rasa
karena sensitivitas kesehatan yang beragam bagi tiap jemaah. Rasa yang
jangan terlalu ekstrim seperti terlalu asam atau pedas sudah sesuai
masukan dari Kemenkes," urai dia.
"Jadi tidak mudah. Karena
makanan disajikan berhari-hari. Tentu tidak mudah menjaga ritme. Kita
akan memutar otak lebih keras lagi," sambungnya.
Ada pula
komplain Bus Armina yang berkualitas buruk. Lukman menyebut pemilihan
bus transportasi tersebut merupakan kewenangan otoritas di Arab Saudi.
"Ada
beberapa bus yang memprihatinkan. Kita menolak tapi tidak bisa karena
dengan sistem undian pasti kita kena dengan jumlah jamaah haji yang
sangat besar. Selanjutnya seperti wifi kita tidak bisa memenuhi karena
dikhawatirkan membuat jemaah sibuk dengan telepon genggamnya," kata
Lukman.
(idh/fdn)
Sumber

Tidak ada komentar:
Posting Komentar