Gubernur Sultra Nur Alam melepas parade pawai yang diiringi marching percusion Universitas Haluoleo dari Galampano Kantolalo dan berakhir di SOR La Ode Pandu, kompleks pameran pembangunan.
Barisan kedua, pasukan berkuda dari Muspida dan kepala daerah. Nur Alam beserta Bupati Muna LM Baharuddin beriringan. Masing-masing memiliki joki. Menyusul di belakang Wali Kota Baubau Amirul Tamin, Bupati Konut Aswad Sulaiman dan Wakil Bupati Butur Harmin Hari. Barisan berikutnya adalah para SKPD Pemprov Sultra yang mengendarai mobil, menyusul parade pawai budaya dari 12 kabupaten/kota.
Muna memimpi parade, dengan menampilkan potensi wisata pra sejarah, Liang Kabori dan air terjun Kalima lima. Menyusul Konawe Utara dengan mobil hias rumah adat tolaki, lalu Buton Utara dengan mobil hias kerang. Wakatobi dengan mobil hias rumah adat dengan gambar biota laut. Selanjutnya, Konawe Selatan dengan kapal minopolitan, Bombana dengan rumah adatnya, Baubau benteng keraton berkepala naga, Kolaka dengan mobil hias bedah rumah “Aladin”. Menyusul Konawe dengan memamerkan bendungan, Buton keraton dan penutup Kendari, rumah adat.
Hujan rintik yang masih saja membayangi peserta pawai tidak mengurangi semangat mereka. Warga yang ingin menonton tumpah di jalan-jalan dan kompleks SOR.
Sebelum membuka acara HUT Sultra, di atas panggung seni budaya diawali dengan persembahan Tari Linda, sebuah seni asal Kabupaten Muna.
Bupati Muna LM Baharuddin dalam pidatonya menghimbau agar masyarakat Muna menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang dari 11 kabupaten/kota. “Dengan menjadi tuan rumah yang baik, akan memberikan kesan baik bagi tamu-tamu kita, “singkatnya.
Sementara Gubernur Nur Alam merefleksi kembali perjuangan para pendiri Provinsi Sultra. Dalam berjuang mendirikan Sultra 48 tahun lalu, mereka mendapatkan tantangan yang berat dan kecemasan. “Saat ini kita tidak merasakan itu lagi. Menghargai jasa para pendiri Sultra, kita harus berikrar untuk bangkit mengangkat harkat dan martabat rakyat Sultra diberbagai program pembangunan. Salah satunya adalah mengembangkan nilai-nilai budaya, “tegasnya.
Selama 48 tahun, pemerintah mulai melakukan proses pembentukan daerah melalui berbagai macam kegiatan. “Kita telah melaksanakan HUT Sultra secara bergilir, dimulai dari Kendari, Baubau dan kini kita berada di Muna, “ujarnya.
Empat pilar daerah pembentukan Sultra yaitu, Muna, Kolaka, Kendari dan Buton, telah menunjukan perkembangan dengan baik, sehingga saat ini Sultra memiliki 12 kabupaten/kota. Kepada para kepala daerah agar melakukan kesinambungan pembangunan.
Pembukaan rangkaian HUT Sultra ditandai dengan pemukulan “gong” oleh Nur Alam dan disaksikan Ketua DPRD Sultra, Rusman Emba dan kepala daerah. Malam hari dilanjutkan dengan pembukaan seni dan budaya. Diawali dengan pemutaran tayangan dokumenter, lalu penampilan band Pemda, menyusul tari Kamuwuna. Acara pembukaan semakin meriah karena D’Bagindas akan menyemarakkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar